Wednesday, September 22, 2004

Mandiri Bizkul

Bahagia sekali rasanya hati ini ternyata Bank Mandiri tempat penulis bekerja dewasa ini memberikan perhatian besar terhadap pendidikan dan pengembangan bagi para pegawainya. Impian penulis dalam dua tulisan terdahulu di Buletin Mandiri yaitu The Lost Generation dan Wajib Belajar ternyata terwujud dengan telah terimplementasikan dalam Surat Edaran Training Group No.009/PSL/CHC.TRN/2004. Bravo Training Group!

Namun demikian, menurut hemat penulis Surat Edaran tersebut diatas masih membutuhkan penyempurnaan. Usulan penyempurnaan atas SE itu diangkat dalam judul tulisan yaitu Mandiri Bizkul atau singkatan dari Mandiri Business School. Mandiri Bizkul ini merupakan proses penyempurnaan di dalam pelaksanaan program pendidikan pasca sarjana (S2) khususnya program magister manajemen. Pada konsep usulan bizkul ini lebih menekankan pada tiga faktor yaitu peserta pendidikan, pilihan universitas sebagai tempat proses belajar dan program beasiswa 50% dengan tetap melandaskan pada prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran biaya pendidikan Bank Mandiri.

Faktor pertama yang seperti kita ketahui, peserta dari program pendidikan pasca sarjana mandiri saat ini adalah kelompok 30% officer penilaian terbaik. Kondisi tersebut cukup menyentuh rasa keadilan bagi pegawai yang tidak termasuk kelompok itu. Sehubungan hal tersebut, dapat diperkenalkan satu konsep bahwa pendidikan pasca sarjana adalah hak bagi seluruh pegawai Bank Mandiri. Sama halnya dengan hak untuk pelatihan dan pendidikan yang ada di Bank Mandiri. Sehingga kesempatan dapat diberikan bagi pegawai pengalaman 5 tahun kerja dan penilaian kinerja baik selama 2 tahun terakhir.

Training Group tidak perlu pula repot-repot mengadakan seleksi masuk karena sudah ada standarisasi seleksi masuk program pasca sarjana di Indonesia. Ada dua parameter dalam proses seleksi yaitu Test Potensi Akademik (TPA) yang diadakan OTTO Bappenas dan test bahasa Inggris (TOEFL) yang diselenggarakan lembaga kursus bahasa Inggris. Training Group tinggal menentukan standar lolos seleksi misalnya peserta harus menyerahkan sertifikat kedua test diatas dengan total nilai lebih dari 1000.

Faktor kedua adalah sekolah bisnisnya atau universitas penyelenggara program pasca sarjana. Saat ini masih bersifat Jakarta sentris seperti MMUI ataupun MMUGM Kelas jauh Jakarta. Kondisi ini memaksa Training Group harus menarik pegawai peserta program untuk tinggal di Jakarta dan hanya konsentrasi belajar.

Aturan diatas tentunya dapat pula disempurnakan dengan cara memanfaatkan kelas eksekutif yang banyak ditawarkan Universitas Negeri di berbagai daerah. Arti kelas eksekutif adalah proses belajar dari program pasca sarjana dilakukan setelah jam kantor. Ada tiga keuntungan yang bisa diperoleh yaitu peserta program tidak perlu repot-repot ke Jakarta. Kedua, program pasca sarjana ini juga dinikmati oleh para officer yang bekerja di cabang-cabang di seluruh Indonesia. Dan ketiga bagi Bank Mandiri sendiri yaitu officer peserta program masih bisa tetap bekerja pada unit kerja masing-masing.

Terakhir, Training Group perlu pula kiranya mempertimbangkan program beasiswa 50% menggantikan sistem reimbursement pada program swadana. Pada Program ini, Bank Mandiri lebih bersifat proaktif mengantisipasi peran aktif dari pegawai dalam segi pembiayaan kuliah. Program beasiswa separuh ini mempunyai keunggulan yaitu pertimbangan efisiensi biaya yang harus dikeluarkan Bank Mandiri dan sisi efektifitas bagi pegawai peserta program yang masih mempunyai semangat belajar yang tinggi.

Demikianlah penjelasan singkat dari konsep Mandiri Bizkul dengan target utama mampu menghasilkan seluruh officer Bank Mandiri di seluruh Indonesia bergelar Magister Manajemen (MM). Dan diharapkan konsep Mandiri Bizkul ini menjadi pondasi kokoh guna mewujudkan cita-cita Manajemen sebagaimana Bank Mandiri sebagai Dominant Bank di Indonesia dan Regional Champions Bank di Asia Tenggara. Semoga.

Penulis:
Dede Parasade
Alumnus MMUI
Hub Jakarta Plaza Mandiri